Masalah yang sering terjadi

Masalah-masalah Khusus

1. Dari hasil tes terhadap anak pertama dan anak kedua saya hasilnya memiliki tipe yang sama, tapi dalam keseharian mengapa berbeda sekali seperti bumi dan langit?

Tentang anak pertama dan kedua yang sejenis memang cenderung memiliki kodrat yang lain. Teori yang diterima secara ilmiah adalah bahwa anak pertama dan anak kedua yang memiliki jenis kecerdasan yang sama kerapkali menjadi thesa-antithesa. Jadi bagi orangtua perlu hati-hati dalam mendidik anak pertama dan kedua yang jenisnya sama karena akan cenderung menjadi pasangan protagonis dan antagonis. Namun sebenarnya mereka bukan memiliki karakter yang berbeda meainkan memainkan spektrum yang berbeda. Secara mudahnya yang satu memainkan yang baik-baiknya sedangkan yang lain memainkan jelek-jeleknya dari sifat yang sama. Misalnya contoh keduanya sama-sama jenis F (Feeling); yang satu terlihat empatik dan pengertian sedangkan yang lain melempar tanggung-jawab dan „nyelekit?. Keduanya sama-sama sifat F dalam spektrum yang berbeda.

2. Anak saya seperti orang autis dan cenderung anti sosial, bagaimana konsep STIFIn menganalisanya?

Pada setiap ragam kecerdasan terdapat kelebihan dan kekurangan. Jenis kecerdasan I (Intuiting) memiliki kelebihan sangat kreatif namun memiliki kelemahan dalam orientasi sosialnya. Sepertinya ia berhubungan dengan orang lain kalau perlu saja. Sikap cenderung asosial ini dapat berkembang menjadi antisosial dan nantinya menjadi seperti orang autis dimana dirinya merasa terpisah dari lingkungannya jika tidak segera diperbaiki. Cara mengatasinya justru terletak pada kekuatannya dengan menyalurkan kreatifitasnya agar ia merasa percaya diri terlebih dahulu. Sebelum ia menemukan keberadaan dirinya ia akan susah menemukan keberadaan orang lain.
Jadi kalau orang I agak sedikit asosial memang merupakan satu paket dengan kelebihannya. Sehingga tidak perlu dianggap sebagai masalah. Lain halnya jika anak anda memang menderita autis karena terdapat kelainan syaraf otak atau penyimpangan produksi hormonal tertentu.

3. Anak saya dikata-katain oleh keluarga besar saya sebagai anak pembawa sial, bagaimana sebenarnya?

Sebenarnya semua anak membawa kebaikan dalam keluarga. Hanya saja perlu bijaksana melihat segala sesuatunya. Seringkali konsep sial itu berpangkal kepada ketidaksesuaian ekpektasi dan kenyataan. Keluarga ingin A, si anak maunya B. Keluarga tetap menekan dengan cara A dan si anak tidak mampu bahkan kerap berbuat salah. Kerapnya kemunculan kecelakaan-kecelakaan kecil di rumah yang kemudian dinilai si anak pembawa sial. Kasus lain biasanya ada jenis anak yang investasi untuknya di awal cukup nmenguras harta dan ternyata tidak kunjung berprestasi sementara orangtua sudah tidak sabar. Pada saat yang sama, orangtua tidak melihat potensi tersembunyi pada si anak, akibatnya keluarlah cap anak pembawa sial. “Ngabisin duit, tapi kebuang ke laut”. Padahal sebenarnya jika anda bijaksana sesungguhnya tidak ada investasi yang terbuang sepanjang anda mengacu pada konsep STIFIn. Tapi memang betul ada jenis anak yang memerlukan „nafas-panjang? orangtua namun baru berhasil pada umur yang agak terlambat. Tapi setelah berhasil ia akan menjadi diesel yang berstamina panjang.

4. Program apa saja yang diberikan kepada anak saya tidak akan efektif karena anak saya sudah terlanjur keblinger dengan play stations dan internet! Bisa tolong „kembalikan? anak saya?

Ketagihan play stations dan internet untuk anak-anak bagaimanapun tidak akan sehat. Bukan hanya dari sekedar pantulan frekuensi dari layar kaca, tapi anak-anak terjebak pada kebahagiaan semu. Stop sama sekali dan ganti dengan minat lain yang prestatif. Jika tidak bisa drastis, lakukan secara perlahan-lahan dengan menjadikan play stations dan internet hanya sebagai gimmick. Jika berprestasi di bidang tertentu baru deperbolehkan main play stations atau internet. Pendek kata hubungan dengan pencipta kebahagiaan semu tersebut memang harus diputus. Ingat sesuatu yang konsumtif mesti digeser kepada yang produktif. Ketagihan mendapatkan terpaan frekuensi dari play stations atau internet itu yang harus ditukar dengan jenis terpaan lain yang positif. Exit strategy-nya ada banyak alternatif, seperti: main futsal, latihan nge-band, kursus robotik, mendaki gunung, belajar bersama, liburan keluarga, dll.

5. Anak saya kecanduan pornografi dan akhirnya menjadi penyendiri, apa sesungguhnya yang rusak dalam dirinya?

Membiasakan diri terangsang tanpa penyaluran akan mematikan sel-sel aktif dalam otak. Daya ingat dan daya pikir akan menurun drastis. Biasanya akan diikuti rasa bersalah dan kurang percaya diri. Jika penyalurannya dilakukan dengan cara yang salah akan menimbulkan penyimpangan di kemudian hari. Penyebab utamanya karena frekuensi titik kulmuniasi terjadi pada waktu yang masih mentah. Ibarat main musik kemudian terjadi lengkingan dengan suara fals. Terlalu sering anda mendengar lengkingan suara fals dari luar saja otak anda akan terganggu, apalagi lengkingan frekuensi fals ini datang dalam diri anda. Pada intinya anda harus segera menyetopnya.

6. Kami sungguh mengkhawatirkan anak kami karena pergaulannya terlanjur tidak terkendali dan pengaruh kawan-kawannya yang membawa anak kami kepada ekspresi kebebasan tidak terbatas?

Gunakan hasil tes ini untuk membuat anak anda memilih aktivitas produktif. Gambaran mudahnya, membiasakan malaikat datang maka setan akan pergi jauh. Jadi selain mengenali mesin kecerdasan anak anda, juga orangtua perlu tahu bagaimana ekspresi penyaluran mesin kecerdasan anak anda. Jika anak anda on the right track dalam membangun profesi maka peluang untuk neko-neko menjadi kecil. Mereka yang mengekspresikan secara bebas tersebut adalah mereka yang tidak merasa nyaman dengan dirinya. Mereka ditolak lingkungan karena dianggap selalu gagal. Mereka tidak punya apa-apa yang bisa dibanggakan. Akhirnya mencari kompensasi dengan dalih kebebasan berekpresi. Mereka bergayut pada ranting yang rapuh. Sementara bagi orang yang menata diri dengan betul setiap waktu adalah keberhasilan. Bahkan di saat latihanpun adalah kenikmatannya, sudah dianggap sebagai bagian hidupnya, sebagai panggilan jiwanya. Atlit dan pecandu frekuensinya tidak bakalan bertemu, sepanjang profesi atlitnya adalah panggilan jiwanya bukan kompensasi pelariannya.