Kursus sesuai Bakat Genetik STIFIn

LESKANLAH SESUAI BAKAT

bakatLes menjadi solusi bagi orang tua, kala prestasi belajar anak disekolah tidak membanggakan. Sehingga berjamurlah les-les dimana-mana. Menjadi Bisnis yang sangat menguntungkan. Benarkah les menjadi solusi meningkatkan prestasi sekolah anak ? Karna Fakta dilapangan, banyak kasus saya temui dan saya tangani sebagai Konselor Berbasis STIFIn, orang tua mengeluhkan “udah di leskan matematika, kok nilainya gak naik juga”.

Hal ini saya temui pada kasus terbaru yang saya tangani. Anak yang ber Mesin Kecerdasan Feeling, sudah di leskan matematika selama 13  bulan, tapi orang tuanya mengatakan, nilainya gak ada perubahan.


Setelah saya konsultasikan bersama ke dua orang tua, ketika tahu hasil Tes STIFIn anaknya Feeling, maka saya sarankan agar orang tua mencoba untuk meleskan anaknya yang sesuai dengan Mesin Kecerdasan Feeling nya. Kalau kita tanya langsung pada si anak, biasanya anak akan cenderung memilih les yang sesuai dengan bakat nya. Setelah ditanyakan, anaknya ingin les PIANO. Maka saya katakan ke orang tuanya, itu cocok untuk anak ibu, karena bakat nya ada. Maka orang tua memutuskan untuk menghentikan les matematikanya, diganti dengan les PIANO.

Alhamdulillah, setelah enam bulan berselang, ibu si anak BBMan dengan istri saya, karena kebetulan berteman dengan istri saya. Mengatakan bahwa sejak les PIANO anaknya semangat belajar, dan ini menjadikan nilai matematikanya menjadi lebih bagus. Dan bakat si anak kelihatan dengan dia mudah memahami piano dan malah mengajari gurunya. Pengalaman ini saya tuliskan pada artikel Bakat Anak Menaikkan Prestasi Sekolah.

Sekarang saya dapatkan sebuah testimoni yang di kirimkan oleh rekan kami sesama penggiat STIFIn di Group WSLP. Testimoni nya bisa anda lihat pada gambar percakapan via BBM diatas. Anak yang Mesin Kecerdasan Insting, yang memiliki Kecerdasan Al Truist, generalis, yang meminta les alat musik DRUM. Orang tua si anak mengakui setelah Les DRUM, anaknya menjadi bagus prestasinya di sekolah.

Mengapa Hal Ini Bisa Terjadi ?

Mengapa kita meleskan anak kita ? Seringkali les tersebut adalah les pada kelemahan anak. Bukan les pada kehebatan anak. Anak yang nilai matematikanya lemah, maka di leskan matematika. Karena kalau udah bagus nilai matematikanya, pasti orang tua gak mau meleskan si anak matematika, pertimbangannya, rugi uangnya.

Setiap anak punya kehebatan dan kelemahan, begitu juga dengan kita orang tuanya. Meleskan anak pada kelemahannya inilah yang menjadikan anak tidak nyaman menjalani sekolah, menjalani hari-harinya. Ibaratnya, meleskan kelemahan anak, sama dengan menghina atau menyebut-nyebut terus menerus kelemahannya. ” Matematika kamu gak bagus, ayo sana les matematika “. Setiap datang guru les nya ke rumah.

Bayangkan, kalau ibu sebagai orang tua, di sebut-sebut terus kelemahannya sama suami di rumah, misal gak pandai masak rendang. Bagaimana perasaan ibu, pasti akan mempengaruhi mood ibu dalam menjalankan aktivitas sebagai seorang istri. Bisa-bisa ibu menjadi benci sama suami, karena kekurangannya terus-terusan disebutin. Apalagi disebutin di depan keluarga, ” istri saya kalau masak rendang asiin, gak ada enak-enaknya.” Haha..ini misalnya  looh bu.. Kok serius amat siih.. Gak pandai masak rendang ya…

Nah, apa bedanya dengan anak kita. Ketidaknyamanannya itu bisa ditunjukkan dengan berbagai cara, bisa dengan menentang perintah orang tuanya, ngambekkan, rewel, dan tingkah laku lainnya, yang membuat orang tua jengkel, yang membuat orang tua musti memperhatikan dia. Padahal kejengkelan si anak, bisa jadi karena ulah kita orang tua, tanpa kita sadari.

Jadi sebaiknya orang tua harus bijak memilih les untuk anak-anaknya. Agar jangan sampai, solusi yang diharapkan, malah bencana yang datang. Les dianggap bisa jadi solusi, malah bencana yang datang dengan sikap anak yang tidak mau di atur.

Nah, Les apa yang cocok untuk anak kita ? Yang cocok dengan Bakatnya ?
Segera Tes STIFIn dan Konsultasikan dengan Penggiat STIFIn di Tempat Kami Sekarang Juga !